SEBELUM MENULIS KELUH KESAH DI BBM..
Bismillah .. Ketika kita mengeluh : “Ah mana mungkin .....”
Allah menjawab : “Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata “Jadi”, maka jadilah (QS. Yasin ; 82)
Ketika kita mengeluh : “Capek banget gw....”
Allah menjawab : “...dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS.An-Naba :9)
Ketika kita mengeluh : “Berat banget yah, gak sanggup rasanya...”
Allah menjawab : “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah : 286)
Ketika kita mengeluh : “Stressss nih ... Panik ...”
Allah menjawab : “Hanya dengan mengingatKu hati akan menjadi tenang”. (QS. Ar-Ro’d :28)
Ketika kita mengeluh : “Yaaaahh ... ini mah semua bakal sia-sia ..”
Allah menjawab :”Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya”. (QS. Al-Zalzalah :7)
Ketika kita mengeluh : “Gile aje .. gw sendirian .. gak ada seorangpun yang mau bantuin ...”
Allah menjawab : “Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu”. (QS. Al-Mukmin :60)
Ketika kita mengeluh : “ Duh .. sedih banget deh gw ...”
Allah menjawab : “La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita:. (QS. At-Taubah :40)
Ketika kita mengeluh :"duuh gw udah putus asa banget nih ..!"
Allah menjawab : “...dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. ( QS.Yusuf : 87)
Ketika kita mengeluh : "Gw benci banget, kenapa hal ini harus terjadi dalam hidup gw.."
Allah menjawab : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah : 216)
Wallahu a'lam bish-shawab ...
SilaHkan di-share untuk teman, sahabat, keluarga, atau bahkan orang yang tidak sodara kenal sekalipun Semoga kita selalu mendapatkan ilmu, hidayah dan perlindungan Allah Subhana wata’ala
Learn from experience
BELAJAR.NET-"Life is a journey to be experienced, not a problem to be solved".
Grateful Every Time
BELAJAR.NET-"Do something today that your future self will thank you for".
the Road to Success
BELAJAR.NET-"Work hard in silence. Success be your noise"..
Learning Without Limits
BELAJAR.NET-"Don't stop learning because life doesn't stop teaching"
Focus on What you Want
BELAJAR.NET-"Your time is limited, so don't waste it living someone else's life".
Renungan Untuk Manusia
Apabila seorang hamba Allah jatuh sakit, Allah akan mengutus 4 malaikat :
1. Malaikat Pertama akan mengambil SELERA MAKANNYA
2. Malaikat Kedua akan mengambil REZEKINYA
3. Malaikat Ketiga akan mengambil KECANTIKAN/KETAMPANAN WAJAH ( pucat )
4. Malaikat Keempat akan mengambil DOSANYA
Apabila telah sampai waktu yang telah Allah tetapkan untuk hambaNya kembali sehat, Allah akan menyuruh Malaikat Pertama, Malaikat Kedua dan Malaikat Ketiga agar mengembalikan apa yang telah diambil oleh mereka. Akan tetapi Allah tidak menyuruh Malaikat Keempat mengembalikan dosa hambaNya tersebut.
Subhanallah, betapa Mulia dan Baik Hati nya Allah terhadap kita. Janganlah bersangka buruk terhadap Allah ketika kita sakit, bersyukurlah dan ucaplah Alhamdulillah ke atasNya. Sesungguhnya setiap kesakitan itu adalah penghapus segala dosa...
Semoga kita selalu mendapatkan ilmu, hidayah dan perlindungan Allah Subhana wata’ala dimanapun kita berada... Aamiin ya Rabbal’alaamiin....
Ilmu Adalah Cahaya.
BELAJAR.NET - Meneladani Kejujuran Nabi Sebagai Pemimpin Agung
Sifat Nabi yang ra’uf (penuh kasih) dan rahim (penyayang) membuatnya tak kuasa untuk melihat dan mendengar penderitaan yang dialami oleh umat dan rakyatnya. Sampai Allah menggambarkan, ‘Aziz[un] ‘alaihima ‘anittum (berat terasa olehnya penderitaanmu). Tak hanya itu, Nabi pun sangat berambisi untuk menjadikan umat dan rakyatnya menjadi orang beriman dan selamat dunia-akhirat. Itulah sifat Rasulullah, Muhammad saw.
Dari pidato Nabi saw. yang paling menarik adalah pernyataan baginda saw. yang menyatakan:
“Sesungguhnya seorang pemimpin tidak akan membohongi rakyatnya.”
“Pemimpin tidak akan membohongi rakyatnya.” Itulah karakter Nabi saw. sebagai pemimpin, dan karakter kepemimpinan Nabi saw. Ucapan, tindakan, hati dan pikirannya dicurahkan demi kemaslahatan rakyatnya, bukan untuk kepentingan pribadinya. Nabi saw. bahkan mengorbankan kepentingan diri dan keluarganya, demi kepentingan umat dan rakyatnya.
Ketika Nabi saw. memilih hidup miskin, bukan karena Nabi saw. tidak bisa mengumpulkan kekayaan, tetapi karena itulah kehidupan yang dipilih Nabi saw. sebagai seorang pemimpin agung, sekaligus panutan.
Begitulah Nabi saw. mengajarkan resep kepemimpinan bagi para pemimpin. Ketika para pemimpin itu tidak jujur, dia akan membuat kebijakan yang memberatkan rakyatnya. Berbagai kebohongan pun disusun, agar tampak rasional. Dengan alasan penghematan, boros, APBN defisit, penimbunan, dan sebagainya, BBM dinaikkan. Padahal, senyatanya kenaikan itu untuk memenuhi nafsu serakah para cukong. Lebih mengherankan, meski sudah jelas membebani rakyatnya, masih saja bisa berbohong, bahwa dengan kenaikan BBM akan mengurangi angka kemiskinan. Padahal, jelas harga sembako baik, tarif angkutan umum naik, dan inflasi pun tak terelakkan. Pendek kata, rakyat sudah ditindas, dibohongi lagi.
For My Mom (Ibuku Tersayang)
Aku hanya ingin menyampaikan bahwa semua WANITA
ITU CANTIK, LAYAK DICINTAI, DIBANGGAKAN.
Semua orang pasti memiliki
”seseorang” yang sangat di Banggakan & dikaguminya,
dan bagiku hanya ada seorang terkasih…
Perempuan tercinta… dengan 99% kesempurnaan &
kelengkapannya sebagai Perempuan.
Seorang Pahlawan & pejuang.
Seorang sahabat & teman curhat.
Seorang yang memposisikan dirinya sebagai kakak.
Seorang yang terkadang bertingkah seperti ayahku.
Seorang yang membuatku rela menahan lapar karena
menunggu makanan yang dimasaknya dengan cinta.
Seorang yang selalu mendisain baju – baju yang menutup
tubuhku dengan indah dan selalu membuat orang lain iri
karena aku memiliki seseorang yang begitu ”sempurna”,
Seorang mama yang sedikit cerewet bagi semua anggota
keluarga, lingkungan, tetangganya & orang – orang disekitarnya.
Seseorang yang keberadaannya membuat orang merasa terlindungi. Sebuah Anugrah terbesar untukku.
Selalu kurindukan… kucintai… kusayangi.. kuhormati..
Satu – satunya orang yang membuatku dengan bangga mengumumkan pada dunia bahwa dia adalah IBUKU …
Wanita Tercantik di Alam Semesta!!
Seorang wanita yang menegaskan betapa diriMU mencintaiku lewat dirinya.
Yang telah menghembuskan begitu besar cinta & kesempurnaan-Nya melalui ibuku ..
Ahh ... begitu indah cinta-Mu.. bagaimana aku membalasnya? Tak cukup kata mengembalikan semua cinta-Mu itu…
Lindungilah dia selalu.. Cintailah dia selalu..jagalah dia selalu. I LOVE U MAMA,
aamiin ......
Hasil Dari Perbuatan Baik
BUAH DARI PERBUATAN BAIK
Suatu malam di sebuah kota di Philadelphia, AS, sepasang suami istri yang sudah tua masuk ke sebuah hotel kecil. Mereka bertanya kepada seorang resepsionis, "Masih ada kamar untuk kami berdua?"
Pagi harinya, ketika hendak membayar, tamu itu berkata, "Kamu seharusnya bukan menjadi pegawai biasa begini melainkan menjadi manajer hotel besar bertaraf internasional! Mungkin kelak saya akan membangun hotel tersebut dan kamu menjadi manajernya."
Pemuda resepsionis itu melihat mereka dan tersenyum. Lalu, mereka bertiga tertawa.
Dua tahun berlalu. Si resepsionis hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat yang mengingatkannya pada malam hujan badai. Laki-laki muda ini juga diminta datang mengunjungi pasangan tua tersebut di New York. Terlampir, tiket pulang-pergi untuk si pemuda.
Di New York, laki-laki tua itu membawanya ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Lalu, ia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit. Ada 13 lantai dan 450 kamar di sana.
"Itu," kata si laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk dikelola olehmu."
"Anda pasti sedang bercanda," jawab laki-laki muda itu.
"Saya jamin, saya tidak sedang bergurau," kata laki-laki tua itu, sambil tersenyum lebar.
Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor dan struktur bangunan megah tersebut adalah Waldorf-Astoria Hotel. Laki-laki muda itu, adalah George C.Boldt.
Berpuasa Arafah
BELAJAR.NET - Pertanyaan : Apabila berbeda penentuan Hari Arafah, sebagai konsekuensi perbedaan mathla' hilal di masing-masing negeri. Apakah kita berpuasa mengikuti ru'yah negeri yang kita tinggal padanya, ataukah mengikuti ru'yah Haramain (Saudi Arabia)
KAMU & HARTAMU MILIK ORANG TUAMU
BELAJAR.NET - Dengan Membaca tulisan ini saya berharap kita Semua Sadar Akan Pengorbanan Orang Tua dalam Membesarkan Kita, dan Kita Berbakti Kpeada Mereka.
Seorang pemuda suatu hari bertanya kepada seorang ulama:
Pemuda : Wahai syaikh ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku. Dan terjadi masalah antara beliau dengan istriku ...
Syaikh : Ulangi pertanyaanmu
Pemuda : Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku...
Syaikh : Ulangi pertanyaanmu
Pemuda : Ibuku tinggal menumpang bersamaku di rumahku ...
Syaikh : Ulangi lagi pertanyaanmu
Pemuda : Ibuku tinggal menumpang bersamaku ...
Syaikh : Ulangi lagi pertanyaanmu
Pemuda : Wahai syaikh tolong biarkan aku menyelesaikan dulu pertanyaanku jangan anda potong ...
Syaikh : Pertanyaanmu salah, yang benar engkaulah yang hidup menumpang pada ibumu, meski rumah itu milikmu, atas namamu
Pemuda : Iya syaikh, kalau demikian selesai sudah permasalahannya...
Pelajaran yang dapat diambil:
Jangan durhaka wahai anak, jangan durhaka wahai menantu !
Kamu dengan seluruh hartamu adalah milik ibumu.
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakek ayahnya yaitu Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, ada seorang yang menemui Nabi lalu mengatakan,
“Sesungguhnya ayahku itu mengambil semua hartaku.”
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu.”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Sesungguhnya anak-anak kalian adalah termasuk jerih payah kalian yang paling berharga. Makanlah sebagian harta mereka.” (HR. Ibnu Majah, no. 2292, dinilai sahih oleh Al-Albani).
Semoga ini mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga orang tua kita ....
"Ya ALLAH ampunilah dosa2ku dan dosa kedua orang tuaku dan curahkanlah Rahmat-Mu untuk keduanya sebgaimana mereka berdua telah mendidik aku ketika aku masih kecil"
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Betapa banyak orang yang mencelakakan anaknya—belahan hatinya—di dunia dan di akhirat karena tidak memberi perhatian dan tidak memberikan pendidikan adab kepada mereka. Orang tua justru membantu si anak menuruti semua keinginan syahwatnya. Ia menyangka bahwa dengan berbuat demikian berarti dia telah memuliakan si anak, padahal sejatinya dia telah menghinakannya. Bahkan, dia beranggapan, ia telah memberikan kasih sayang kepada anak dengan berbuat demikian. Akhirnya, ia pun tidak bisa mengambil manfaat dari keberadaan anaknya. Si anak justru membuat orang tua terluput mendapat bagiannya di dunia dan di akhirat. Apabila engkau meneliti kerusakan yang terjadi pada anak, akan engkau dapati bahwa keumumannya bersumber dari orang tua.” (Tuhfatul Maudud hlm. 351)
Masuknya Islam Ke Aceh
BELAJAR.NET - Mengutip buku Gerilya Salib di Serambi Makkah (Rizki Ridyasmara, Pustaka
Alkautsar, 2006) yang banyak memaparkan bukti-bukti sejarah soal
masuknya Islam di Nusantara, Peter Bellwood, Reader in Archaeology di
Australia National University, telah melakukan banyak penelitian
arkeologis di Polynesia dan Asia Tenggara.
Bellwood menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abad
kelima masehi, yang berarti Nabi Muhammad SAW belum lahir, beberapa
jalur perdagangan utama telah berkembang menghubungkan kepulauan
Nusantara dengan Cina. Temuan beberapa tembikar Cina serta benda-benda
perunggu dari zaman Dinasti Han dan zaman-zaman sesudahnya di selatan
Sumatera dan di Jawa Timur membuktikan hal ini.
Dalam catatan kakinya Bellwood menulis, “Museum Nasional di Jakarta
memiliki beberapa bejana keramik dari beberapa situs di Sumatera Utara.
Selain itu, banyak barang perunggu Cina, yang beberapa di antaranya
mungkin bertarikh akhir masa Dinasti Zhou (sebelum 221 SM), berada dalam
koleksi pribadi di London. Benda-benda ini dilaporkan berasal dari
kuburan di Lumajang, Jawa Timur, yang sudah sering dijarah…” Bellwood
dengan ini hendak menyatakan bahwa sebelum tahun 221 SM, para pedagang
pribumi diketahui telah melakukan hubungan dagang dengan para pedagang
dari Cina.
Masih menurutnya, perdagangan pada zaman itu di Nusantara dilakukan
antar sesama pedagang, tanpa ikut campurnya kerajaan, jika yang
dimaksudkan kerajaan adalah pemerintahan dengan raja dan memiliki
wilayah yang luas. Sebab kerajaan Budha Sriwijaya yang berpusat di
selatan Sumatera baru didirikan pada tahun 607 Masehi (Wolters 1967;
Hall 1967, 1985). Tapi bisa saja terjadi, “kerajaan-kerajaan kecil” yang
tersebar di beberapa pesisir pantai sudah berdiri, walau yang terakhir
ini tidak dijumpai catatannya.
Di Jawa, masa sebelum masehi juga tidak ada catatan tertulisnya.
Pangeran Aji Saka sendiri baru “diketahui” memulai sistem penulisan
huruf Jawi kuno berdasarkan pada tipologi huruf Hindustan pada masa
antara 0 sampai 100 Masehi. Dalam periode ini di Kalimantan telah
berdiri Kerajaan Hindu Kutai dan Kerajaan Langasuka di Kedah, Malaya.
Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an Masehi. Di
Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 Masehi dan mencapai
kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Pengertian Metodologi Studi Islam
Metode adalah cara yang teratur dan
terpikir baik-baik untuk memcapai tujuan (dalam ilmu pengetahuan dsb). Atau
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
Metode juga dapat diartikan sebagai
cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu. Studi mengandung arti
memahami, mempelajari, mengkaji dan meneliti. Penelitian atau riset adalah
suatu metode studi yang dilakukan seorang melalui peyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoreh pemecahan yang tepat
terhadap masalah tersebut. Sebagian ulama' mendefinisikan islam sebagai:
"Wahyu
allah yang disampaikan kepada nabi muhammad saw. sebagaimana terdapat dalam
al-qur'an dana as-sunnah , berupa undang-undang serta aturan-aturan hidup
sebagai petunjuk bagi seluruh manusia untuk mencapai kesejahteraan dan
kedamaian hidup di dunia dan akhirat."
Metode berasal dari dua perkataan
yaitu meta yang artinya adalah melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara.
Dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu jalan atau cara yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Adapun istilah metodologi berasal dari kata metoda dan
logi. Logi berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti akal atau ilmu. Jadi
metodologi artinya ilmu tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan.
Ada pula yang mengatakan bahwa metode
adalah suatu cara untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan
bagi pengembangan disiplin ilmu tersebut. Ada pula yang mengatakan metode
adalah suatu jalan untuk mencapai suatu tujuan,
Jalan untuk mencapai tujuan itu
bermakna ditempatkan pada posisinya sebagai suatu cara untuk menemukan, menguji
dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau
tersistematisasikannya suatu pemikiran.
Metodologi studi islam adalah suatu
kajian atas seperangkat konsep-konsep tentang paradigma, pendekatan dan metode
yang dipergunakan untuk mengkaji dan meneliti islam sebagai obyek studi.
Istilah metodologi studi islam
digunakan ketika seorang ingin membahas kajian- kajian seputar ragam metode
yang biasa digunakan dalam studi islam. Metodologi studi islam mengenal metode-
metode itu sebatas teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum
menggunakannya dalam praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis
bukan praktis.
BAB II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN TEOLOGI DALAM STUDI ISLAM
A. Defenisi Teologi
Teologi
berasal dari bahasa Yunani theos, yang berarti “Tuhan” dan logia,
“kata-kata, ucapan”, atau wacana-wacana yang berdasarkan nalar mengenai
agama spiritualitas dan Tuhan. Dengan demikian, teologi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama.
Sebagaimana
dilihat dari pengertian diatas teologi membahas tentang dasar-dasar
ajaran agama, maka dalam bahasa arab ajaran-ajaran dasar tentang agama
disebut usul al-din, ajaran-ajaran dasar agama disebut juga aqa’id yang
artinya keyakinan-keyakinan.
Teologis
normative dalam memahami agama secara harkiah dapat diartikan sebagai
upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang
bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud nyata dari suatu keagamaan
dianggap sebagai yang paling besar dibandingkan dengan yang lainnya.
Pendekatan
teologi dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan yang menekankan
pada bebtuk forma atau simbol-simbol keagamaan yang masing-masing bentuk
forma atau simbol-simbol keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai
yang paling benar sedangkan aliran yang lainnya salah. Aliran teologi
yang satu begitu yakin dan fanatik bahwa fahamnyalah yang paling benar
sedangkan faham yang lainnya salah, sehingga memandang orang lain
keliru, sesat, kafir, murtad dan seterusnya.
Beberapa istilah kunci dalam Teologi Islam yaitu, tauhid, kalam, dan Aqidah
A. TAUHID
Defenisi Tauhid
Tauhid
berasal berasal dari bahasa arab dari kata wahada, yuwahhidu, tauhid,
asal arti tauhid ialah mengesakan, maksudnya mengi’tiqodkan bahwa Allah
adalah Esa.
Lahirnya Tauhid sebagai Komponen Ilmu
Sumber
Ilmu adalah Al-Qur’an dan hadist yang dikembangkan dengan dalil-dalil
aqal disuburkan denganpola fikir filsafat dan unsur-unsur lainnya
sekitar dua abad setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Menurut Muhammad Amin dalam bukunya islam dan faktor-faktor yang melatar belakangi lahirnya ilmu tauhid ada dua yaitu:
· Faktor eksternal
Yang datangnya dari dalam diri sendiri, misalnya:
a. Al-Qur’an, disamping berisi ketauhidan, kenabuan dan sebagainya.
b. Pada
mulanya, keimanan umat umat islam tidak dipermasalahkan secara
mendalam, tetapi setelah nabi wafat dan umat islam telah bersentuhan
dengan kebudayaan asing mereka baru mengenal, dan merasa penting untuk
memperdalam ilmu tauhid.
c. Masalah polotik terutama tentang khilafah menjadi faktor pula dalam kelahiran ilmu tauhid.
· Faktor Eksternal
Faktor yang datangnya dari luar kalangan islam seperti pola pikir ajaran agama lain yang masuk ke ajaran islam
B. Kalam
- Pengertian Ilmu Kalam
Menurut
Ibnu Khaldun, sebagai mana dikutip A. Hanafi bahwa ilmu kalam adalah
“ilmu yang berisikan alasan-alasan yang mempertahankan
kepercayaan-kepercayaan. Iman dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan
berisi bantahan-bantahan terhadap orang yang menyelewengkan dari
kepercayaan aliran golongan, salaf dan sunnah’.
Selain
itu ada pula yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang
membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan
dengan bukti-bkti yang meyakinkan. Di dalam ilmu ini dibahas tentang
cara ma’rifah (mengetahui secara mendalam) tentang sifat-sifat Allah dan
para rasulNya dengan menggunakan dalil yang pasti untuk mencapai
kehidupan abadi. Ilmu ini termasuk induk ilmu agama dan paling utama dan
paling mulia, karena berkaitan dengan Zat Allah dan para RasulNya.
C. Aqidah
- Pengertian Aqidah
Aqidah kepada Islamiyyah adalah ilmu kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para Rasulnya hari akhir kepada Qoda dan Qodar baik dan buruk keduanya dari Allah.
Sedangkan
pengertian aqidah/iman : aqidah adalah ajaran tentang keimanan terhadap
keesaan Allah iman artinya: Percaya disebut juga Aqoid atau aqidah
segala yang berhubungan dengan kepercayaan disebut dengan iman, iman itu
sejenis ibadah yang dilakukan dengan hati, dengan ringkas dapat
dikatakan tempat iman itu ada di dalam hati.
v Ruang Lingkungan Aqidah/Iman meliputi:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Nabi dan Rasul Allah
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Qodo dan Qodar
Dalam
hadist riwayat Muslim dinyatakan bahwa iman itu memiliki 60 sampai 70
cabang, dan cabang yang paling tinggi kualitasnya adalah ikrar. Ikrar
dari Syahadat tauhid ini memiliki arti sesembahan yang hak selain Allah dalam Syahadat ia memiliki dua rukun.
1. An-Nafyu
atau peniadaan (Lailaha) yakni membatalkan syirik dengan segala bentuk
dan mewajibkan kekafiran terhadap segala apa yang disembah selain Allah.
2. Al-Isbat atau penetapan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah dan mewajibkan pengamalan sesuai konsekuensinya.
D. ALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM
a. Khawarij
Secara
etimologis katakhawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu khuraja yang
berarti keluar, muncul, timbul, atau memberontak. Ini yang mendasari
Syahrastani untuk menyebut khawarij terhadap orang yang memberontak imam
yang sah. Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti
setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Adapun
yang dimaksud khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu
skte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang
menerima arbitrase (tahkim), dalam perang Siffin pada tahun 37 H/648 M,
dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal
persengketaan khilafah.
Doktrin Teologi aliran Khawarij adalah :
Ø Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka walaupun orang itu adalah penganut agama islam.
Ø Islam
yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan, sedangkan Islan
sebagaimana yang dipahami dan diamalkan golongan lain tidak benar.
Ø Orang-orang
Islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali ke Islam
yang sebenarnya, yaitu Islam seperti yang mereka pahami dan amalkan.
Ø Karena
pemerintahan dan ulama yang tidak sefaham dengan mereka adalah sesat,
maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri, yakni imam dalam
arti pemuka agama dan pemuka pemerintahan.
Ø Mereka bersifat fanatik dalam faham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan membunuh untuk mencapai tujuan mereka.
b. Murji’ah
Nama
Murji’ah diambil dari kata irja atu arja’a yang bermakna penundaan,
penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a mengandung pula arti memberi
harapan kepada pelaku dosa besar untuk memperoleh ampunan Allah. Selain
itu, arja’a berarti pula meletakkan dibelakang atau mengemudikan, yaitu
orang yang mengemudikan amal dari iman. Oleh karena itu Murji’ah artinya
orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa,
yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masing-masing ke hari kiamat
kelak.
Doktrin-doktrin teologi Murji’ah :
- Iman adalah percaya kepada Allah dan rasulnya saja. Adapun amal atau perbuatan tidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan perbuatan yang difardukan dan melakukan dosa besar.
- Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan mudharat ataupun gangguan atas seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.
c. Jabariyah
Kata
Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Di dalam
Al-munjid, dijelaskan bahwa Jabariyah berasal dari kata jabara yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Kalau
dikatakan, Allah mempunyai sifat Al-Jabbar (dalam bentuk mublaghah), itu
artinya Allah maha memaksa. Ungkapan al-insan majbur (dalam bentuk isim
maf’ul) mempunyai arti bahwa manusia dipaksa atau terpaksa.
Selanjutnya, kata jabara (bentuk pertama) setelah ditarik menjadi
jabariyah (dengan menambah ya nisbah), memiliki arti suatu kelompok atau
aliran (isme). Lebih lanjut Asy-Syahratsan menegaskan, bahwa faham al-jabr berarti
menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan
menyandarkannya kepada Allah. Dengan kata lain, manusia mengerjakan
perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Para pemuka Jabariyah beserta doktrin-doktrinnya :
Menurut
Asy-Syahratsani, Jabariyah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
ekstrim dan moderat. Di antara Jabariyah ekstrimadalah pendapatnya bahwa
segala perbuatan manusia bukan merupakan pebuatan yang timbul dari
kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya..
Diantara pemuka jabariyah ekstrim adalah:
1. Jahm bin Sofwan
Pendapat
Jahm yang berkaitan dengan teologinya adalah: Manusia tidak mampu untuk
berbuat apa-apa. Surga dan neraka tidak kekal. Iman adalah ma’rifat
atau pembenaran dalam hati. Kalam Tuhan adalah makhluk.
2. Ja’d binDirham
Doktrin pokok ja’d secara umum sama dengan fikiran Jahm. Al- Ghuraby
menjelaskannya sebagai berikut: Al-Qur’an adalah makhluk. Allah tidak
mempunyi sifat yang serupa dengan makhluk, sepeti berbicara, melihat,
dan mendengar. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.
Berbeda
dengan Jabariyah ekstrim, Jabariyah moderat mengatakan bahwa Tuhan
memang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun
perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai efek untuk mewujudkannya.
Yang termasuk tokoh Jabariyah moderat berikut ini adalah:
1. An Najjar Diantara pendapatnya adalah:
- Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
- Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
2. Adh-Dhirar
Doktrin-doktrinnya adalah:
- Manusia tidak hanya dalang yang digerakkan oleh wayang.
- Tuhan dapat dilihat diakhirat melalui indera keenam.
d. Qadariyah
Qadariyah
berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan
atau kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi, Qadariyah adalah
suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak
diintervensi oleh tuhan.
Aliran
ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala
perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri.
Seharusnya,
sebutan Qadariyah diberikan kepada aliran yang berpendapat bahwa qadar
menentukan segala tinglah laku manusia, baik yang bagus maupun jahat.
Namun, sebutan tersebut telah nelejat kaum sunni, yang percaya bahwa
manusia mempunyai kebebasan berkehendak.
Doktrin-doktrin Qadariyah
Ø Mewujudkan tindakan manusia tanpa campur tangan tuhan.
Ø Manusia hidup mempunyai daya, ia berkuasa atas perbuatannya.
Ø Berhak
mendapatkan pahala atas kebaikannya ysng dilakukannya dan berhak pula
memperoleh hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya.
e. Mu’tajilah
Secara
harfiah, kata Mu’tajilah berasal dari kata i’tajala yang berarti
berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan
diri. Secara teknis, istilah murji’ah menunjuk pada dua golongan.
Golongan
pertama(selanjutnya disebut Mu’tajilah I) muncul sebagai respon politik
murni. Golongan ini tumbuh sebagai kaum netral politik,khususnya dalam
arti bersikap lunak da menandatangani pertentangan antara Ali bin Abi
Thalib dan lawan-lawannya,terutama Mua’wiyah, Aisyah dan Abdullah bin
Jubair’. Menurut seorang penulis,golongan inilah yang mula-mula disebut
kaum Mu’tajilah karena mereka menjauhkan diri dari pertikaian masalah
khilafah.
Golongan
kedua(selanjutnya disebut Mu’tajilah II) muncul sebagai respon
persoalan teologis yang berkembang dikalangan Khawarij dan Murji’ah
akibat adanya peristiwa tahkim. Golongan ini muncul
karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Murji’ah
tentang pemberian status kafir kepada orang yang berbuat dosa besar.
DAFTAR PUSTAKA
- Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, Raja Grafindo Persada. Jakarta,2011.
- Hup/tsalatsin.Blogspot.com/2009/11/Sejarah munculnya teologi islam.Html.
- Rozak, Abdul, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung,2001.
- Muhammad, Tengku, Ash-Shiddiqy,Hasbi, Ilmu Tauhid/Kalam,Pustaka Rezki Putra, Semarang, 2010.
- Monang, Sori, Diktat Ilmu Tauhid
Beberapa Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah Malam yang ditunggu-tunggu oleh semua Umat Muslim Di Dunia, Karena malam tersebut adalah malam lebih baik dari pada seribu bulan dan memiliki banyak keistimewaan lainnya:
I- Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an
Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah
menurunkan Al Qur’an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah
yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah
-shallallahu ‘alaihi wa sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan
kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim,
14: 403). Ini sudah menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.
II- Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan
Allah Ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan.” (QS. Al Qadar: 3). An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar
lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341).
Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih
baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik
dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul
Masiir, 9: 191). Ini sungguh keutamaan Lailatul Qadar yang luar biasa.
III- Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ
فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS.
Ad Dukhon: 3). Malam penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini
sudah menunjukkan keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan
point-point selanjutnya.
IV- Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada Lailatul Qadar.
Keistimewaan Lailatul Qadar ditandai pula
dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)
Banyak malaikat yang akan turun pada Lailatul
Qadar karena banyaknya barokah (berkah) pada malam tersebut. Karena sekali
lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana
malaikat turun ketika ada yang membacakan Al Qur’an, mereka akan mengitari
orang-orang yang berada dalam majelis dzikir -yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat
akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat
mengagungkan mereka. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)
Malaikat Jibril disebut “Ar Ruuh” dan
dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat
tersebut.
V- Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam’
Yang dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى
مَطْلَعِ الْفَجْر
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai
terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5) yaitu malam tersebut penuh keselamatan di mana
setan tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau
mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat
dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam
tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul
Qadar.
VI- Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan
Allah Ta’ala berfirman,
فِيهَا يُفْرَقُ
كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan
yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4). Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (12:
334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh
mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan
juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian
diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak dan ulama salaf
lainnya.
Namun perlu dicatat -sebagaimana keterangan
dari Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Muslim (8: 57)- bahwa
catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan
Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malikat dan ia akan mengetahui
yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.
VII- Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’ akan diampuni oleh Allah
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ
الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam
lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya
yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa
yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman) adalah membenarkan janji Allah yaitu
pahala yang diberikan (bagi orang yang menghidupkan malam tersebut). Sedangkan
‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala (dari sisi Allah), bukan karena
mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat riya’. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)
Ya Allah, mudahkanlah kami meraih
keistimewaan Lailatul Qadar dengan bisa mengisi hari-hari terakhir kami di
bulan Ramadhan dengan amalan sholih.